Pengantinpria / perempuan dengan rambut terurai keluar dari kamarnya diiringi oleh orang tuanya masing-masing. Pengantin tersebut berjalan menuju tempat siraman. Beberapa orang berjalan di belakang mereka membawa baju batik, handuk, dan sebagainya. Pengantin tersebut duduk di kursi dan memanjatkan doa.
Ilustrasi pernikahan adat Jawa. Foto Dok. iStock Jakarta - Pernikahan adat Jawa memiliki banyak prosesi. Mulai dari siraman, seserahan, midodareni dan panggih. Dari semua prosesi tersebut, panggih menjadi salah satu tahapan yang memiliki banyak tahapan dalam pernikahan adat panggih melambangkan pertemuan awal antara pengantin wanita dengan pengantin pria yang masing-masing masih dalam keadaan suci. Upacara panggih atau pertemuan antara pengantin pria dan wanita secara adat Jawa, didasari pada dua hal berikut ini - Perjodohan ditetapkan oleh orangtua yang didasari pertimbangan, seperti bibit, bebet dan bobot. Demi kelangsungan dan keselamatan rumah tangga dikemudian Pada waktu pernikahan mungkin kedua calon pengantin belum begitu saling mengenal, bahkan ada yang belum pernah bertemu. Maka pernikahan untuk membentuk keluarga baru diawali dengan upacara panggih atau dikutip dari weddingku dan buku karangan Drs. Gitosaprodjo dan Drs. Thomas Wiyasa Bratawidjaja mengenai pernikahan adat Jawa, berikut urutan pelaksanaan upacara panggih di pernikahan adat Jawa1. Upacara Penyerahan SangganSetelah persiapan dan waktu yang direncakan untuk menikah, pengantin wanita keluar dari dalam rumah dan duduk di kursi pengantin berhias indah dimuka petanen atau disebut krobongan. Kemudian pengantin pria tiba, diapit oleh sesepuh pria dan dilakukan upacara penyerahan diberikan pihak mempelai pria kepada kedua orangtua mempelai wanita sebagai bentuk tebusan putri mereka. Sanggan terdiri dari satu tangkep atau dua sisir pisang raja matang di pohon, sirih ayu, kembang telon yang berisi buna mawar, melati dan kenanga, serta benang Upacara Balangan Gantal atau lempar sirihTahapan upacara panggih dalam pernikahan adat Jawa selanjutnya adalah upacara balangan gantal. Balangan artinya melempar, sedangkan gantal artinya daun sirih yang diisi dengan bunga pinang, kapur sirih, gambir, dan tembakau yang diikat dengan menggunakan benang lawe. Upacara ini dilakukan dari arah berlawanan, berjarak sekitar dua meter. Mempelai pria melemparkan gantal ke dahi, dada dan lutut mempelai wanita. Lalu dibalas oleh mempelai wanita yang melempar gantal ke dada dan lutut mempelai pria. Ritual ini bertujuan untuk saling melempar kasih sayang. 3. Upacara menginjak telur, wiji dadi, wijikan atau RanupadaUpacara ranupada menjadi tahapan selanjutnya dalam prosesi panggih di pernikahan adat Jawa. Ranupada berasal dari dua kata yaitu ranu yang berarti air dan pada artinya kaki. Perlengkapan yang dipakai untuk ranupada terdiri dari gayung, bokor, baki, bunga sritaman dan telur. Pemaes mengambil telur ayam yang kemudian disentuhkan di dahi pengantin pria terlebih dahulu. Kemudian telur ayam juga disentuhkan di dahin pengantin wanita tiga kali. Setelahnya telur ayam dipecahkan di kaki pengantin pria dan pengantin wanita membasuh kaki pengantin pria dengan air bersih. Pembasuhan ini mencerminkan wujud bakti istri kepada suami agar rumah tangga bahagia dan pernikahan adat Jawa Foto Dok. iStock4. Upacara Bergandungan tangan Kanten Asto Kanthen AstaProsesi panggih dalam pernikahan adat Jawa dilanjutkan dengan tahapan kanthen asta. Pada prosesi ini kedua pengantin berdiri berdampingan dan bergandengan tangan sambil mengaitkan jari kelingking, wanita di sebelah kiri dan pria di sebelah kanan. Kedua mempelai kemudian berjalan bersama ke Upacara Selimut SlindurSaat sampai di pelaminan, prosesi panggih dalam pernikahan adat Jawa dilanjutkan dengan upacara selimut slindur. Pada tahapan ini ibu dari pengantin wanita menyelimuti kedua lengan pengantinndengan kain sindur. Setelah itu kedua pengantin berjalan pelan-pelan menuju tempat duduk pengantin, diikuti oleh kedua Upacara Pangkon, Timbangan atau Tanem JeroSetelah sampai di pelaminan, upacara panggih berlanjut dengan kedua mempelai tetap berdiri berdampingan dengan posisi membelakangi pelaminan atau menghadap tamu undangan. Dengan disaksikan ibu mempelai wanita, ayah mempelai wanita mendudukan kedua mempelai ke kursi pengantin sambil memegang dan menepuk-nepuk bahu keduanya. Prosesi ini memiliki makna bahwa kedua mempelai telah "ditanam" agar menjadi pasangan yang Upacara Kacar Kucur atau Tampa KayaUpacara kacar kucur dalam pernikahan adat Jawa melambangkan bahwa suami berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan nafkah kepada istri. Biasanya kacar kucur yang bagian dari prosesi panggih ini berupa Keba atau kantong tikar anyaman yang berisi beras kuning, kacang, kedelai, uang logam dan kembang telon seperti bunga mawar, melati dan kenangan kepada pengantin wanita. Ini adalah lambang suami yang bertugas sebagai mencari nafkah untuk keluarga dan sebagai simbolik dari menyerahkan hasil kerja kerasnya kepada upacara kacar kucur ini adalah mempelai pria menuangkan isi keba ke pangkuan wanita dan diterima dengan kain sindur. Diatur sedemikian rupa agar isi keba tidak habis sama sekali dan tidak ada barang satupun yang Upacara Dulangan atau Dhahar KalimahUpacara dulangan dalam pernikahan adat Jawa maknanya melambangkan kerukunan yang serasi antara suami dan istri. Dalam upacara ini kedua pengantin baru saling menyuapi nasi satu sama upacara dulangan ini mempelai pria membuat tiga kepalan nasi kuning dan diletakkan di atas piring yang dipegang oleh pengantin wanita. Dan disaksikan mempelai pria, mempelai wanita memakan satu per satu kepalan nasi. Lalu mempelai pria memberikan memberikan segelas air putih kepada mempelai wanita. Prosesi ini menggambarkan kerukunan suami istri akan mendatangkan kebahagiaan dalam pernikahan adat Jawa Foto Dok. iStock9. Upacara Bubah Kawahbatau Ngunjuk Rujak DeganSetelah dulangan, prosesi panggih dalam pernikahan adat Jawa dilanjutkan dengan upacara ngunjuk rujak yang artinya minum rujak degan. Pada upacara ini kedua mempelai dan orangtua mempelai wanita mencicipi rujak degan, yakni minuman yang terbuat dari serutan kelapa muda dicampur gula merah, sehingga rasanya manis dan segar. Prosesi ini memiliki makna kerukunan dan kebersamaan. Bahwa segala sesuatunya yang manis tidak dinikmati sendiri, melainkan harus dibagi bersama dengan seluruh anggota Upacara Mapag Besan atau besan datang berkunjungProsesi berikutnya dari panggih dalam pernikahan adat Jawa adalah mapag besan atau upacara besan martuwi atau upacara besan tilik pitik. Mapag besan ini artinya menjemput besan. Prosesi ini dilakukan karena orang tua mempelai pria tidak diperkenankan hadir selama prosesi panggih sampai upacara ngunjuk rujak Upacara Sungkeman atau PangabektenProsesi yang terakhir dalam panggih adalah sungkeman. Sungkeman dilakukan sebagai wujud bahwa kedua mempelai akan patuh dan berbakti pada orangtua mereka. Pada prosesi ini, kedua mempelai bersembah sujud kepada kedua orangtua untuk memohon doa restu serta memohon maaf atas segala khilaf dan kesalahan. Kedua mempelai memohon doa dan restu kepada orangtua agar menjadi keluarga yang bahagia. Setelah acara panggih selesai barulah kedua mempelai melaksanakan acara resepsi. Pada resepsi ini kedua mempelai akan menyapa tamu-tamu yang hadir. Simak Video "Pentingnya Siap Mental dan Menyayangi Diri Sendiri Sebelum Menikah " [GambasVideo 20detik] gaf/enyBangunanrumah adat ini merupakan tempat pertemuan para ketua adat (penyimbang adat) atau yang biasa disebut juga dengan nama purwatin. Para purwatin tersebut biasanya melakukan musyawarah atau pepung adat di bangunan Sesat Balai Agung tersebut. Untuk bisa masuk kedalam Sesat Balai Agung ini, terlebih dahulu harus melewati tangga atau jambat agung.
Photo by Elizabeth Burgi Just when you think itâs hard enough figuring out your wedding reception seating chart, somebody asks you about the wedding ceremony seating. Um, what? Thankfully itâs WAY easier and not really that tricky once you figure it out. Hopefully this guide to wedding ceremony seating will help! Do We Have to Pick Sides? Choosing whether youâre on the âbrideâ or âgroomâ side is a tradition that is slowly but surely going away thankfully!. You know those signs âChoose a seat not a sideâ? Well, thatâs true! Make sure guests know via a sign like that or an usher that all seats are open, except for⊠Is There Reserved Seating? Your wedding coordinator, planner, or church/temple/venue director should reserve the first few rows on both sides for your closest family members as well as your wedding party if they are not standing up with you. While they might be roped off, you can also choose to add seating cards to each reserved seat if you want to make sure there is no confusion once itâs time for guests to come in. In traditional Christian ceremonies, the brideâs parents are seated in the left first row if youâre facing the altar, and the groomâs parents are in the right first row. In Jewish weddings, however, that is reversed. Hereâs a quick chart using the traditional Christian model. So what about divorced parents? If they get along thereâs no reason why they canât be seated in the same first row together, with their significant others if they are dating or remarried. In the event that the bride or groomâs parents are divorced and DONâT GET ALONG, you would give preference to the mother, regardless of who is actually hosting the wedding. You would seat the divorced mom in the front row with her new spouse, if remarried, and her immediate family would sit in the first one or two rows behind her. The father would sit behind those family members after walking his daughter down the aisle. The same seating situation would go for the bride OR groomâs divorced wedding planning help? Our wedding e-book will teach you everything you need to know! When Should They Be Seated? Immediate family meaning the reserved seats in the first few rows on both sides are seated first, except for the family members who are being escorted down the aisle during the wedding processional. Here is a sample timeline 30 minutes before the wedding invitation start time Prelude music begins and guests are ushered to their seats, starting with the reserved rows. 10 minutes prior to the ceremony The groomâs grandparents walk together or are escorted down the aisle, followed by the brideâs. 5 minutes prior to ceremony The groomâs mother is escorted to her seat by the head usher, a son, or the groom. The groomâs father follows and sits next to her. The wedding processional follows. Read more about the wedding processional order here. Do We Need Ushers? If you are having a large wedding you can ask a few of the groomsmen to double as ushers the rule of thumb is 1 usher for every 50 guests. Just make sure they are aware of who sits where and of any complicated situations see above. Alternatively your wedding planner or coordinator might also be able to handle this on their own or alongside another staff member if they have one. You can also enlist a close friend or family member to serve as an usher and direct guests to seats, especially the older guests who might need help! Or choose to have guests seat themselves if youâre not worried about it. Other wedding ceremony seating tips to remember! Seating starts with the groomâs side. Seat elderly guests and those with disabilities towards the front and/or at the end of their aisle for easy access. In Jewish weddings, parents donât sit. They typically stand under the chuppah with the couple. While we only link to products and services we think you will love, some of the links on our site are monetized. If you click on the link and make a purchase we may receive a commission, which helps us keep bringing great content to you! All opinions are our own. 1 Tempat duduk atau kursi, bermakna sebagai pondasi kehidupan. Tempat duduk atau kuris hanya digunakan pengantin perempuan untuk berlangi. 2. kain pelekat alas duduk bermakna menghimpun atau menampung berbagai permasalahan. 3. Kain putih, bermakna ketulusan dan kesucian hidup. 4. Sepasang lilin dan kaki dian, bermakna penerang hati . 5.